Jumat, 03 Mei 2013

KAU DATANG TANPA BERUCAP


    Pagi ini terlihat begitu sunyinya. Hanya suara speaker yang terdengar mengalunkan sebuah lagu. Ku lihat teman-temanku, semua serius mengerjakan tugas masing-masing. Sedangkan aku hanya menghela nafas.
    Lalu akupun turut larut dalam pekerjaanku, samapai ku sadari ada tamu dari arah luar melangkahkan kaki masuk. Beriringan dengan suara orang bergurau dari depan pintumasuk. Ku coba mengintip dari meja kerjaku. KAGET..
    "Dia? dia datang kembali ke sini. Apakah ini mimpi?" Batinku.
     Wajahku berubah berseri kala ku sadari bahwa dia yang datang.  Aku hanya bisa tersenyum, melukiskan kebahagianku. Namun, itu hanya sebentar. Dia tidak menyapaku atau temanku.Hanya suara temannya yang ku dengar berucap.
    " Assalamu'alaikum." Sapa temannya.
    " Wa'alaikumsalam." jawabku dan teman-teman diiringi dengan langkah kaki mereka yang melangkah masuk ke dalam.
    "Mengapa dia tidak menyapa? Apakah dia telah lupa padaku? Mengapa dia begitu tega dia padaku?" Aku hanya bisa menangis dalam hati.
***
     Jam sudah menunjukkan pukul 12.00. Tanda jam istirahat, siang ini seperti biasa aku dan kedua temanku keluar untuk mencari makan siang. Setelah itu kami kembali ke kantor. Saat masuk aku melihat dia sedang bergurau dengan teman-temannya. Saatmasuk aku tak berusaha untuk menatapnya dan aku juga tidak tahu dia melihatku atau tidak.
     Aku lantas berjalan menuju belakang sambil berharap dia  akan menyapaku dan mengulang kembali masa-masa itu. Masa-masa yang pernah kita lewati dulu, di tempat ini di tempat yang telah mempertemukan kita. Terlintas dalam ingatanku, saat kita bercanda bersama. 
*** 
    Tak terasa waktu sudah sore, dan tak terdengar lagi suara gurauan itu dari dalam. Dan akupun mencoba memberanikan diri masuk. Namun, tak kutemui dirimu. Yang ku lihat hanya Bang Aad yang pulas dalam tidurnya. Akhirnya ku putuskan untuk kembali ke meja kerjaku dan ku dengar suara Mas Uzan bosku bertaya.
    " Anak-anak tadi pada kemana, kok pada gak ada?" selidiknya
    " Udah pada pulang mereka." Sahut Mas Dian.
    " Oh, kenapa pada gak nginep aja e?" Sambung Bang Aad dari dalam ruang mesin cetak yang masih terlihat ngantuk. Lalu mereka mulai asyik dengan obrolan masing-masing.
    " Ternyata dia udah pulang. Mengapa dia tak berpamitan? Apakah dia udah nglupain aku?" batinku.
     Sekarang aku tak tahu kapan aku dan dia akan bertemu lagi dan mengulang masa-masa itu. Bertemu dan dapat melihat wajahnya lagi itu udah cukup ngebuat aku seneng meski tak sepatah katapun dia berucap.

- THE END -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar